Monday, March 2, 2020

Siapa Itu Chairil Anwar?

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semuanya. Shalom, Om swastiastu, Namo Buddhaya, salam kebajikan." 
Hola Guys! berjumpa lagi di blogku... kali ini kita akan membahas salah satu tokoh fenomenal di Negeri Nusantara ini. Dia adalah penyair terkemuka Indonesia berdarah Minangkabau, dia juga diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi.  
Ya dia adalah Chairil Anwar...
Tahukah kalian siapa itu Chairil Anwar..?


CHAIRIL ANWAR


Chairil Anwar adalah penyair Angkatan '45 yang terkenal dengan puisinya yang berjudul "AKU".
Berkat puisisnya itu ia memiliki julukan 'Si Binatang Jalang'. Chairil Anwar lahir di Medan, 26 Juli 1922. Ia adalah putra mantan Bupati Indragiri, Riau, dan masih memiliki ikatan keluarga dengan Perdana Menteri Pertama Indonesia, Sutan Sjahrir. Ia bersekolah di  Hollandsch-Inlandsche School (HIS) yang kemudian dilanjutkan di MULO, tetapi tidak sampai tamat. Walaupun latar belakang pendidikannya terbatas, Chairil menguasai tiga bahasa, yaitu Inggris, Belanda, dan Jerman. 
Ia mulai mengenal dunia sastra di usia 19 tahun. Namanya mulai dikenal ketika tulisannya dimuat di Majalah Nisan pada tahun 1942. Sebagai seorang penyair, kondisi sosial dan perjuangan bangsa Indonesia mengilhami pembuatan puisinya. Chairil Anwar menciptakan karya yang sangat terkenal bahkan sampai saat ini seperti "Krawang Bekasi" dan "AKU".


 Krawang - Bekasi
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami 

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi ...................
Aku
Kalau sampai waktuku
‘Ku  mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
                Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulan yang terbuang
                Biar peluru menembus kulitku
                Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
                Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi!

Belum genap 27 tahun, Chairil meninggal dunia. Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi olehkondisi fisiknya. Sebelum menginjak usia 27 tahun, sejumlah penyakit telah menimpanya. Chairil meninggal dalam usia muda di Rumah Sakit CBZ (sekarang Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo), Jakarta pada tanggal 28 April 1949 Penyebab kematiannya tidak diketahui pasti, menurut dugaan lebih karena penyakit TBC. Ia dimakamkan sehari kemudian di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Chairil dirawat di CBZ (RSCM) dari 22-28 April 1949. Menurut catatan rumah sakit, ia dirawat karena tifus. Meskipun demikian, ia sebenarnya sudah lama menderita penyakit paru-paru dan infeksi yang menyebabkan dirinya makin lemah, sehingga timbullah penyakit usus yang membawa kematian dirinya - yakni ususnya pecah. Tapi, menjelang akhir hayatnya ia menggigau karena tinggi panas badannya, dan di saat dia insaf akan dirinya dia mengucap, "Tuhanku, Tuhanku...". Dia meninggal pada pukul setengah tiga sore 28 April 1949, dan dikuburkan keesokan harinya, diangkut dari kamar mayat RSCM ke Karet oleh banyak pemuda dan orang-orang Republikan termuka. Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari masa ke masa. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar. Kritikus sastra Indonesia asal Belanda, A. Teeuw menyebutkan bahwa "Chairil telah menyadari akan mati muda, seperti tema menyerah yang terdapat dalam puisi berjudul Jang Terampas Dan Jang Putus".. Walaupun hidupnya di dunia sangat singkat, Chairil Anwar dan karya-karyanya sangat melekat pada dunia sastra Indonesia. Karya-karya Chairil juga banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Jerman, dan Spanyol. Sebagai tanda penghormatan, dibangun patung dada Chairil Anwar di Jakarta.

Hasil gambar untuk chairil anwar

Hasil gambar untuk patung dada chairil anwar

12 comments:

  1. Bagus
    sebaiknya sumbernya ditulis yaa

    ReplyDelete
  2. sangat bagus. apalagi kalau menggunakan bahasa ejaan yang disempurnakan

    ReplyDelete
  3. udah bagus, good, excellent, biografi tentang Chairil Anwar nya juga ada, tetapi sumber nya tidak ada. Sebaiknya sumber nya ditulis. ish mantap

    ReplyDelete
  4. Bagus sekali ,sangat lengkap biografi nya 👍

    ReplyDelete
  5. Sangat bagus, informasi yang ditampilkan sangat lengkap

    ReplyDelete
  6. Sangat bagus, informasinya lengkap

    ReplyDelete
  7. Bagus dan menarik, biografinya lengkap.

    ReplyDelete
  8. bagus sekali,informasinya lengkap tetapi tidak ada sumber sebaiknya sumbernya ditulis yaa. mantap....

    ReplyDelete
  9. menarik dan lengkap biografinya, tetapi ada peletakan tanda baca yang salah

    ReplyDelete